"Apan ikang wwang tumutaken pengawacaning indriya ri wisayanya"


”Apan ikang wwang tumutaken pengawacaning indriya ri wisayanya, 
tan hana juga gantanya warega,
pisaningun pangguhang trpi,

kadi rupaning hayam alas kepanasan,
mangusir hobning helang duweg
anglayang kapana ikan temwa sukhaning mangob”.

(Karena orang yang menuruti pengaruh hawa napsu untuk memenuhi keinginannya, 

tidak ada kemungkinannya ia akan merasa kenyang, 
apalagi akan memperoleh kepuasan, 
sebagai ayam hutan yang kepanasan, 
mencari naungan di bawah bayangan burung elang yang sedang terbang melayang;
bilakah ia akan memperoleh kesenangan bernaung? )

(Sarascamuscaya sloka 422 , dikutif dari "Sarasamuccaya", terjemahan Kajeng, dkk. 2001 : 210)

"Apan yan tan karaksang Ahimsa brata"


"Apan yan tan karaksang Ahimsa brata,
maka nimitta kroddha, moha, mana, mada, matsarya, nguni-unin
makanimittang kama,
yeka panten dadanya",

( sebab jika ajaran-ajaran brata Ahimsa tidak dipelihara,
maka ia akan menyebabkan berkembangnya sifat-sifat kemarahan, khayalan, kebanggaan, kebingungan, rasa iri hati,
dan bahkan ia dapat menyebabkan tumbuh suburnya hawa nafsu yang menggebu-gebu,
yaitu musuh di dalam diri setiap makhluk hidup yang paling sulit dikendalikan).

(dari Lontar Mahesvari Sastra)

...lebih lanjut silahkan baca  di:
http://www.hindubatam.com/component/content/article/117-pandangan-hindu-terhadap-vegetarian.html?showall=1